foto: masholeh.com |
Setiap
orang pasti mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Semuanya
merupakan anugerah yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Sayangnya dengan
keterbatasan dirinya seringkali tak mampu membaca isyarat yang Allah berikan.
Kekurangan yang ada dalam diri manusia,
pada hakikatnya sebagai bahan evaluasi dan koreksi agar kekurangan itu
berubah menjadi sebuah kelebihan, nilai positif bagi dirinya. Begitu juga
kelebihan yang Allah berikan merupakan ujian, bila ia terlena dan melupakan
kewajiban maka ia akan menjadi hina.
Dalam
hidup bermasyarakat dibutuhkan komunikasi yang baik sehingga tercipta
keharmonisan diantara mereka. Karena banyaknya konflik horizontal disebabkan
kebuntuan, tak ada komunikasi yang intens sehingga yang diperlihatkan hanya
gunjingan, fitnah, kritikan tajam.
baca juga: Perbedaan karakter Orang Mulia dan Hina
Setiap
orang yang hidup di dunia ini bisa dipastikan dirinya ada orang yang suka, ada
orang yang sering bikin luka, ada yang memuji juga ada yang menghina. Hal ini
sesuai pernyataan Imam Syafi’I yang dikutip Baihaqi dalam Manakib Imam
As-Syafi’I,
ليس
أحد إلا له مُحبُّ ومبغض فإذ لابد من ذلك فليكن المرجع أهل طاعة الله تعالى
Seseorang
dipastikan ada yang pro (suka) maupun
kontra (benci) kepada dirinya, maka dari itu selalu bersikap seperti orang yang
ahli taat kepada Allah.
Dari
sini orang yang taat kepada Allah memiliki hati yang insaf dan faham akan Sunnatullah
(ketentuan Allah) di muka bumi bahwa Allah menciptakan makhluk-Nya dengan
berbagai corak, ada yang baik dan buruk, ada yang pintar juga ada yang sering
bikin onar. Maka dari itu saat dipuji oleh orang lain jangan sampai terlena
tetapi kembalikan kepada Allah yang telah menganugerahkan kepada hamba-Nya.
Juga disaat dihina, dicerca, dikritik harus sabar dan jadikan bahan evaluasi
diri agar menjadi lebih baik di masa depan.
Artikel ini sudah dipublikasikan di masholeh.com
Artikel ini sudah dipublikasikan di masholeh.com
*moh
afif sholeh