Ayat yang berisi 3 perintah dan 3 larangan


Ayat yang berisi 3 perintah dan 3 larangan 

Al Quran kitab suci umat islam sebagai petunjuk kehidupan manusia. Dalam surat An-Nahl ayat 90
 إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ 
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
Ayat ini berisi tentang 3 perintah yang harus dijalankan oleh manusia yaitu: Pertama, perintah untuk berbuat adil, menurut Ibnu Abbas kata Al Adlu berati at Tauhid(mengesakan Tuhan) hal ini senada dengan ungkapan Imam Suyuti dalam Tafsir Jalalain. Sedangkan Syeh Nawawi Al Bantani dalam Tafsirnya menyatakan bahwa kata Al Adlu berarti (التوسط في الأمور) bersikap moderat dalam segala urusan, terutama dalam hal keyakinan atau Tauhid. Karena konsep Tauhid menengahi dua mainstream yang saling bertentangan yaitu golongan Muattilah(golongan yang tidak percaya akan adanya Tuhan) atau bisa disebut Ateis. Serta golongan Musyrik(percaya akan adanya banyak Tuhan), makanya konsep tauhid sangat relevan sampai saat ini, karena emang memuat ajaran seluruh para nabi. Kedua, perintah untuk berbuat Ihsan(kebaikan), menurut Ibnu Abbas kata ihsan berarti menjalankan segala kewajiban, sedangkan menurut Izzuddin Bin Abdissalam, Ihsan berarti sabar dalam menjalankan ketaatan. Ada juga yang mengatakan berbuat baik kepada sesama manusia. Ketiga, menjaga tali Silaturrahmi
Adapun 3 hal yang dilarang dalam ayat ini adalah, pertama, larangan berbuat keji, maksudnya segala keburukan yang dilakukan secara sembunyi- sembunyi, sedangkan menurut Imam Suyuti kata الفحشاء  berarti zina. Kedua, larangan berbuat Munkar, kata munkar berarti segala kejahatan maupun keburukan yang dilakukan secara terang-terangan. Menurut Ibnu Abbas kata Munkar berarti sesuatu ajaran yang tidak dikenal dalam islam atau ajaran Nabi. Ketiga, larangan melakukan kedzaliman terhadap siapapun, baik kepada manusia maupun makhluk yang lain, serta tidak membanggakan amal perbuatan, atau kedudukan yang dimiliki manusia.
Diakhir ayat ini Allah menjelaskan tentang tujuan suatu perintah maupun larangan sebagai nasehatالموعظة terhadap manusia supaya selalu ingat akan kewajiban dan tujuan hidupnya. Karena pada dasarnya manusia mempunyai sifat lupa yang ada pada dirinya, seperti ungkapan sebuah Syair:
وما سمي الإنسان إلا لإنسه
 ولا القلب إلا أنه يتقلب
Artinya: dinamakan manusia karena mempunyai sifat pelupa, disebut hati karena selalu berubah. Semoga Allah menjadikan kita semua menjadi orang yang memegang teguh keimanan sampai akhir hayat, Amin.