foto al-Qur'an dari masholeh.com |
Seorang Nabi maupun Rasul juga manusia biasa, kadang
merasa sedih, senang, serta bahagia bila melihat keturunan, maupun Umatnya
selalu taat kepada Allah dengan mengikutinya. Ujian yang mereka hadapi berbeda
dengan yang lain, ada yang dari faktor internal, seperti anak, istri maupun
keluarga yang lain. Begitu juga dari ujian dari luar(eksternal) misalnya dari
kaumnya, maupun penentang-penentangnya.
Salah satu ujian yang diberikan oleh Allah kepada Nabi
Zakaria adalah lama tak mempunyai keturunan sampai menginjak masa tuanya.
Beliau tak bosan untuk berdoa agar diberi keturunan, karena melihat kondisi
umatnya yang susah diatur, banyak kemunkaran dimana-mana, sedangkan kondisi
istrinya divonis mandul, beliau hanya Tawakkal serta tak henti-hentinya untuk
berusaha agar diberi keturunan. Kisah ini tertuang dalam Al Qur’an Surat Maryam
yang berbunyi:
إِذ نادى رَبَّهُ نِداءً خَفِيًّا ﴿٣﴾ قالَ رَبِّ إِنّي وَهَنَ العَظمُ مِنّي وَاشتَعَلَ الرَّأسُ
شَيبًا وَلَم أَكُن بِدُعائِكَ رَبِّ شَقِيًّا ﴿٤﴾ وَإِنّي خِفتُ المَوالِيَ مِن وَرائي وَكانَتِ امرَأَتي
عاقِرًا فَهَب لي مِن لَدُنكَ وَلِيًّا ﴿٥﴾ يَرِثُني وَيَرِثُ مِن آلِ يَعقوبَ وَاجعَلهُ رَبِّ رَضِيًّا﴿٦﴾
Artinya: yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan
suara yang lembut(3). Ia berkata "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah
lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam
berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku(4). Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap
mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka
anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera(5), yang akan mewarisi aku dan
mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang
yang diridhai".(6)
Menurut Syeh Nawawi Al Bantani dalam Tafsirnya Marah
Labid, ayat diatas menjelaskan tentang tawassulnya Nabi Zakaria agar diberikan
keturunan sebagai pengganti kedudukannya dalam menuntun umatnya. ia merasa
bahwa dirinya sudah tua renta, dan lemah fisiknya. Nabi Zakaria berdoa di
Mihrab, tempat merawat Siti Maryam, karena ia melihat kejadian yang luar biasa
di sana, yaitu adanya buah-buahan yang disediakan oleh Allah kepada Siti
Maryam. Dalam kitab Isabah fi Ad Da’awat al Mustajabah, Imam Suyuti mengupas
tuntas tentang doa yang dikabulkan oleh Allah, salah satunya berkaitan dengan
tempatnya. Maka dari itu Nabi Zakaria tak mensia-siakan kesempatan untuk berdoa
disana terkait keinginannya.
Artikel ini telah dipublikasikan di masholeh.com