foto: masholeh.com
Di dalam
Al Qur’an termuat berbagai kisah yang menarik untuk dikaji dan dipelajari agar
menjadi hikmah bagi manusia agar bijak dan tenang dalam mengarungi kehidupan di
dunia ini. Salah satunya adalah kisah Bal’am bin Ba’ura, ia adalah seorang
Ulama bani Israil yang muridnya berjumlah ribuan orang, serta dikenal oleh
khalayak masyarakat saat itu karenadoanya yang selalu dikabulkan oleh Allah.
Hal ini
tertuang dalam Al Qur’an Surat Al A’raf Ayat 175 yang berbunyi:
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آتَيْنَاهُ
آيَاتِنَا فَانسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ
(175
Artinya: Dan
bacakanlah (wahai Muhammad) kepada mereka tentang berita
orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi
Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia
diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk
orang-orang yang sesat.
Menurut
Imam At Thabari bahwa ayat ini turun berkenaan dengan seorang lelaki dari bani
Israil yang bernama Bal’am bin Ba’ura. Ia berasal dari daerah kampung Balqa’,
ia diberikan اسم الأعظم (doa khusus) untuk digunakan berdoa supaya selalu
dikabulkan oleh Allah. Ia merupakan seorang pakar dalam bidang Agama Sedangkan
menurut Imam Ibnu Katsir, Ayat ini turun berkenaan dengan sikap Umayyah bin
Salt yang pandai dan telah mempelajari ilmu-ilmu Syariat terdahulu,
tetapi ia tidak mau mengamalkannya, sehingga ketika Nabi Muhammad diutus, ia
malah menjadi musuh, dan selalu menghalangi dakwah Nabi.
Pendapat
yang Masyhur menyatakan bahwa ayat ini berkenaan dengan seorang lelaki di zaman
bani Israil yang bernama Bal’am bin Ba’ura, hal ini seperti pendapat Ibnu
Mas’ud.
Kisah
ini berawal dari keinginan Nabi Musa yang hendak menyerang kaum kan’an di Syam
yang dholim, mereka mendatangi Bal’am bin Ba’ura untuk meminta doa kepadanya
agar Nabi Musa mengurungkan niatnya agar tidak menyerang daerah itu. Lantas, ia
tidak serta merta menerima saran dari kaum itu, malah ia berkata kepada
kaumnya:
“Celakalah
kalian semua, Nabi Musa selalu dilindungi para Malaikat, dan orang
mukmin, tak mungkin saya mendoakan celaka kepada mereka, karena hal itu akan membuat
celaka dunia dan akhirat,” tuturnya secara jelas, keterangan ini tertera dalam Tafsir
Baghawi, juz 9, hal 301
Dalam Tarikh
Madinah Dimasyqi, ibnu Asyakir menceritakan bahwa Bal’am bin Ba’ura
mempunyai istri yang cantik sekali, ia sangat mencintainya, dan selalu menuruti
keinginannya. Kaum kan’an tadi mendekati istrinya dengan membawa banyak hadiah,
dengan tujuan agar suaminya mau mendoakan kaum Kan’an supaya tak diserang Nabi
Musa. Kemudian istrinya menerima itu, dan mencoba merayu Bal’am bin Ba’ura
dengan memberikan argumen yang meyakinkan hatinya. Akhirnya ia berdoa untuk Nabi
Musa dan Kaumnya supaya tak memasuki daerah itu, malah tersesat di gurun Teh
sampai bertahun-tahun. Syeh Nawawi al bantani dalam Tafsirnya menjelaskan bahwa
Nabi Musa bertanya kepada Tuhannya:
”Dosa
apa yang telah kami lakukan, sampai kami tersesat di gurun ini”. keluh Nabi
Musa
Allah
menjawab:” semua ini atas doanya Bal’am bin Ba’ura yang ditujukan untukmu dan
kaummu”.
Lalu
Nabi Musa meminta kepada Allah agar mencabut اسم الأعظم yang selalu digunakan untuk berdoa. Akhirnya Allah
mencabut makrifat dari dirinya, dan juga doanya tak dikabulkan lagi disebabkan
dirinya terkecoh oleh para pengikut dan keluarganya, serta terbuai dengan
gemerlapan dunia yang membawanya sengsara di dunia dan akhirat, dan terjerat
bujuk rayu syetan sehingga ia menjadi orang yang tersesat dan dimurkai oleh
Allah.
*Moh
Afif Sholeh