Ilmu pengetahuan yang kita peroleh
setiap saat, lewat membaca, mendengarkan pengajian di Masjid, Musolla, atau di
bangku sekolah, kuliah, merupakan nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT
kepada manusia. seorang Ulama’ dari Banten yang bernama Abuya Dimyati dalam
salah satu karyanya, Rasnu al-Qosri fi Khosoisi Khizbi al-Bahri
menjelaskan bahwa Rizki ada dua kategori: pertama, rizki lahir, berupa
kesehatan, dan kekuatan sehingga mampu beraktifitas dalam sehari-hari. Kedua,
Rizki batin, yang berupa ilmu pengetahuan sebagai penguat ruhani kita agar kuat
menghadapi apapun.
Dalam urusan ilmu, ada beberapa
klasifikasi seseorang yang ngaji/belajar dengan seorang guru, setidaknya ada
empat kategori:
a. Orang yang belajar dengan guru tanpa
membaca suatu kitab apapun, ia belajar hanya untuk tujuan tabarruk(mengambil
berkah)nya saja. Pertanyaannya adalah, seberapa penting belajar hanya untuk
tabbaruk?jawabannya seperti yang telah dilakukan Abdullah bin Abbas yang
didoakan khusus oleh Nabi Muhammad SAW, karena beliau menyiapkan air wudlu
untuknya, seperti keterangan yang ada di kitab Shohih al-Bukhori.
b. Orang yang bertabarruk(mengambil
berkah) disertai membaca sebuah kitab tanpa dikupas maknanya, tak dijelaskan
secara mendetail.
c. Orang yang belajar dari guru dengan
membaca sebuah kitab disetai penjelasan artinya, serta lengkap penjelasannya.
d. Orang yang belajar dengan seorang guru,
dengan menjelaskan arti kitab yang dikaji, dikupas secara mendetail, serta
dibimbing secara ruhani oleh sang guru, agar menjadi orang yang berakhlak yang
mulia, serta mencerminkan cahaya ilmu yang ia kaji. Kategori yang keempat ini
sangat sedikit sekali terutama di zaman saat ini.
Di zaman yang serba canggih ini, untuk
mengakses data, baik yang berkaitan dengan hukum sebuah permasalahan atau
problematika kehidupan harus hati-hati, tak asal mendengar ceramah dari
youtube, atau membaca sebuah artikel, sudah berani mengeluarkan sebuah fatwa hukum,
atau sudah merasa paling menguasai segala-galanya. Hal ini bertujuan agar terhindar dari pemahaman yang dangkal
atau pun pemahaman yang setengah-setengah, maka diperlukan belajar langsung,
walaupun secara online dengan seorang guru yang akan mengarahkan ke jalan
kebenaran, serta menambah keberkahan ilmunya.