Kunci Sukses Bangsa menjadi Makmur



Sudah menjadi ketentuan Allah(Sunnatullah) di muka bumi ini bahwa manusia ada yang menjadi pemimpin, juga ada orang yang dipimpin, ada pejabat, juga ada rakyat, semua saling melengkapi satu dan yang lainnya, serta tak mampu berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain.


Dari sini ada hubungan yang kuat antara keduanya sehingga pemimpin harus mengayomi, melayani, serta menaungi rakyatnya.  Begitu juga para pemimpin berhak menerima hak-haknya, mulai gaji, maupun fasilitas yang menunjang keberhasilannya dalam menjalankan amanat sebagai seorang pemimpin.

Imam At-Tabrizi dalam Kitab An- Nasihat Li-Ra'i Warra'iyyah mengutip petuah dari Sahabat Nabi yang bernama Abdullah Ibnu Abbas, beliau menyatakan:

ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﻗﺎﻝ: اﻷﺭﺽ ﺗﺘﺰﻳﻦ ﻓﻲ ﺃﻋﻴﻦ اﻟﻨﺎﺱ ﺇﺫا ﻛﺎﻥ ﻋﻠﻴﻪ ﺇﻣﺎﻡ ﻋﺎﺩﻝ، ﻭﺗﻘﺒﺢ ﻓﻲ ﺃﻋﻴﻦ اﻟﻨﺎﺱ ﺇﺫا ﻛﺎﻥ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﺇﻣﺎﻡ ﺟﺎﺋﺮ، ﻭﺇﻧﻤﺎ ﺗﺰﻛﻮ ﻓﻲ ﺯﻣﺎﻥ اﻹﻣﺎﻡ اﻟﻌﺎﺩﻝ ﻣﺎ ﻻ ﺗﺰﻛﻮ ﻓﻲ ﺯﻣﺎﻥ اﻹﻣﺎﻡ اﻟﺠﺎﺋﺮ.

Artinya: Bumi ini terasa indah  dipandang mata bila diatur seorang pemimpin yang adil, sebaliknya bumi ini terasa muak, bila dipimpin seorang yang bejat, mendzalimi rakyatnya, maka baik dan buruknya bumi yang kita pijak tergantung para pemimpinnya.

Abu Al-lais dalam Kitab Tanbih Al Gofilin mengutip pendapat Sahabat Ali bin Abi Thalib bahwa untuk menerapkan keadilan melalui dua cara, yaitu: Pertama, Para pemimpin harus menjalankan tugas dan kewajibannya sebelum diminta.
Kedua, selalu melayani dengan ramah kepada rakyatnya atas tuntutan yang harus dijalankannya.

Maka dari itu, kunci keberhasilan dalam memimpin tidak terlepas dari ilmu dan pengalaman yang mumpuni, sehingga menjadi ahli dalam mengatur strategi, dan mampu memegang amanah yang diembannya.
Seorang pemimpin harus  membiasakan dirinya menggunakan cara-cara yang bijak dalam menyelesaikan masalah, terutama menggunakan akal sehat, bukan memakai otot kawat, sehingga rakyat menjadi selamat, dan ia menjadi pemimpin yang terhormat.

Anjuran berbuat adil tidak hanya bagi para pemimpin saja, namun semua elemen masyarakat harus menjalankannya, hal ini seperti keterangan dalam Surat An-Nisa' 58

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا

Artinya: Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.

Imam Baidhowi dalam Tafsirnya menjelaskan bahwa perintah untuk menunaikan amanat ditujukan untuk semua orang, baik berupa kewajiban, maupun hak orang lain, atau jabatan
yang diemban, begitu juga perintah untuk berbuat adil tidak hanya untuk para pemimpin saja, walaupun mereka sebagai pemangku jabatan. Ketika semua menjalankan amanat, niscaya hidupnya tambah nikmat, dan menjadi bangsa yang bermartabat.

Pinggir Empang, 27 Juni 2018