Karakter orang Mukmin: selalu belajar dari pengalaman



Muawiyah bin Abi Sufyan salah satu Sahabat Nabi pernah berkata:

"Seseorang tak akan menjadi bijaksana kecuali sudah merasakan banyak pengalaman".

Maksud perkataan Muawiyah adalah seseorang tak akan mendapatkan pengalaman yang berharga dalam hidupnya, kecuali ia sudah pernah terjun di dalamnya, tahu seluk beluknya atau proses yang ia rasakan, misalnya seorang ustad, kyai, tokoh masyarakat, pernah merasakan getir pahit dalam belajar, membaca, menelaah, bahkan menulis catatan, ia merasakan semuanya, pada akhirnya ia menjadi tokoh panutan di masyarakat, ketika menghadapi murid, santri, maupun mahasiswa yang kurang dalam nilai ujian atau ulangan, ia tak lantas memarahinya, tapi ia akan bijak menghadapi hal itu, seperti yang dulu ia pernah rasakan.

Begitu juga seorang Mukmin, seharusnya ia belajar dari pengalaman terpahit dalam hidupnya agar tak terulang kembali di masa yang akan datang, hal ini sebagai karakter seorang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, supaya hidupnya bertambah kebaikan, keberkahan dan bermanfaat untuk orang lain, seperti dalam sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh Abi Hurairah:

ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ، ﻋﻦ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ: ﻻ ﻳﻠﺪﻍ اﻟﻤﺆﻣﻦ ﻣﻦ ﺟﺤﺮ ﻭاﺣﺪ ﻣﺮﺗﻴﻦ. (رواه البخاري)

Artinya: seorang Mukmin seharusnya tidak terjatuh dua kali dalam lubang yang sama. (HR. Bukhori)

Dalam keterangan kitab Faidhul Qodir karya Imam Munawi, beliau menjelaskan bahwa seorang Mukmin seharusnya cerdas dan tanggap agar tak terjatuh di lubang yang sama, serta sebagai pengingat agar ia tak mengulangi segala sesuatu yang tidak mengenakkan baik urusan keduniawian maupun urusan Akhirat seperti bila ia pernah melakukan dosa, agar tak diulangi kembali.

Maka dari itu, karakter seorang Mukmin harus waspada terhadap perilaku maupun ucapannya agar tak terjerumus ke dalam kesalahan yang disengaja atau tidak, lebih-lebih sampai terulang beberapa kali ditempat yang sama, karena hal itu menyebabkan kerugian yang akan menyengsarakan dirinya dan orang lain. Semoga Allah menuntun diri kita agar tak tersesat jalan yang akan di hadapi.


Oleh: Moh Afif Sholeh
02 Mei 2018