Allah
memberikan Nikmat yang luar biasa kepada manusia, mulai fisik yang kuat, akal
yang hebat, sampai hati yang selalu berusaha untuk taat. Sayangnya, banyak
manusia yang belum menyadari Nikmat itu, sehingga ia menggunakan akalnya untuk hal-hal
yang akan menghancurkan dirinya sendiri dengan cara meminum oplosan yang telah dicampur zat yang mematikan, atau mengkonsumsi Narkoba. Mereka tak sadar apa yang ia konsumsi itu membahayakan, bisa saja ia sadar, tapi sedang dirundung masalah yang menggunung, sehingga ia melampiaskannya dengan cara yang tak dibenarkan oleh Agama. Orang yang demikian itu termasuk yang merugi dan tak cerdas Padahal akal manusia bila digunakan secara maksimal akan menghasilkan sesuatu yang tak ternilai harganya. Maka beruntunglah orang yang mau menggunakannya dengan baik.
yang akan menghancurkan dirinya sendiri dengan cara meminum oplosan yang telah dicampur zat yang mematikan, atau mengkonsumsi Narkoba. Mereka tak sadar apa yang ia konsumsi itu membahayakan, bisa saja ia sadar, tapi sedang dirundung masalah yang menggunung, sehingga ia melampiaskannya dengan cara yang tak dibenarkan oleh Agama. Orang yang demikian itu termasuk yang merugi dan tak cerdas Padahal akal manusia bila digunakan secara maksimal akan menghasilkan sesuatu yang tak ternilai harganya. Maka beruntunglah orang yang mau menggunakannya dengan baik.
Dalam
kitab Tanbih Al Gofilin, Abu
Allais Assamarqandi menyatakan bahwa ada 4 kategori seseorang dikatakan cerdik(menggunakan
akalnya), yaitu:
a. Orang yang selalu bersikap
santun dengan siapapun, walau dengan orang yang tak berpendidikan sekalipun. Hal
ini ia tunjukkan sebagai orang yang berilmu, tak perlu memperlihatkan sikap
yang kurang elok, karena akan menurunkan wibawanya.
b. Mampu meredam godaan
nafsunya dari segala macam kejahatan, kemaksiatan, atau larangan, dengan
mengarahkan nafsunya untuk hal yang positif. Karena orang yang dikalahkan
nafsunya berarti akalnya sudah tak mampu lagi mengkontrol dirinya.
c. Menginfakakan harta
benda, atau memberiakan ilmu yang ia miliki kepada orang yang pantas menerima,
karena niat yang baik bila tak disalurkan dengan cara yang baik akan
mendatangkan banyak masalah baru, maka ia harus bijak dalam memilih,memilah
yang pantas menerima infak ataupun ilmunya.
d. Orang yang mampu
membedakan atau mengkategorikan teman maupun lawan, sahabat atau penjilat, serta
mengetahui aktor atau provokator, sehingga dirinya tak mudah ditipu oleh
kepentingan, atau orang yang mau mendompleng popularitas sesaat dari dirinya.
Hal ini menjadi penting terutama bagi seorang tokoh
masyarakat, baik Kyai, Ustadz, Lurah, Camat, bupati, Gubernur, bahkan seorang
Presiden yang selalu berkaitan dengan warga masyarakat, atau dengan rakyatnya pun
harus mengetahui 3 Nasehat Syeh Abdul Qadir Jailani, yaitu: Pertama, mengetahui ilmunya para Ulama,
kedua, mengetahui strategi para raja, atau pemerintah, ketiga, mengambil
hikmah dari para filosof. Ketiga hal ini menjadi penting karena dengan ilmunya
Ulama, seseorang akan menjadi tahu hal yang diperbolehkan, dan yang terlarang,
itu pun tak cukup, ia harus mengetahui strategi politik sebagai bukti bahwa dirinya
termasuk orang yang cerdik, sehingga langkahnya menggunakan taktik orang-orang
yang terdidik, dikombinasikan dengan kebijakan dalam memahami sesuatu seperti yang
dilakukan oleh para filosof, sehingga ia tak mudah tertipu kepentingan sesaat.
Dari kesimpulan diatas, manusia wajib menggunakan
Akalnya agar tak terlena dengan rayuan nafsu, maupun bisikan dari setan,
sehingga ia menjadi manusia yang beruntung, bukan yang buntung, serta menjadi
orang yang bermartabat, bukan berwatak penjilat.
Oleh:Moh Afif Sholeh
Lorong Senyap, 11 Mei 2018