Menggali Hikmah Penciptaan Siang dan Malam


 
ilustrasi:an-naba.tk
Manusia mengetahui adanya pergantian waktu dari adanya perubahan siang dan malam, ternyata pergantian ini membawa hikmah yang banyak sekali, terutama untuk kebaikan semua makhlukNya, khususnya manusia. Diantaranya adalah
Allah menciptakan malam hari sebagai waktu untuk mengistirahatkan semua anggota badan, setelah bekerja selama seharian, begitu juga siang hari diciptakan untuk mencukupi segala kebutuhan manusia, dengan cara bekerja, berdagang, atau aktifitas yang lain. Hal ini sesuai dengan penjelasan Al Qur’an dalam Surat An Naba’ ayat yang berbunyi:

 وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاسًا ﴿١٠﴾ وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا ﴿١١﴾

Artinya: Dan kami telah jadikan malam sebagai serta menjadikan siang hari sebagai tempat mencari penghidupan.

Menurut Imam Ar Razi dalam Tafsirnya menjelaskan bahwa Allah menjadikan malam sebagai karunia Nikmatnya, supaya manusia terhindar dari kejaran musuh-musuhnya, serta untuk menyembunyikan atau menutupi dari hal-hal yang tak layak dipublikasikan. Sedangkan Ibnu Asyur dalam tafsirnya menjelaskan bahwa hikmah dijadikan malam adalah agar manusia bisa tidur atau mengistirahatkan fisiknya setelah mengalami penatnya aktifitas seharian. Sedangkan menurut Imam Suyuti dalam kitab Al Iklil fi istinbati Attanzil menjelaskan bahwa Ayat ini dijadikan sebagai argumen sebagian Ulama tentang  orang yang terdesak, tak menemukan baju untuk menutupi auratnya maka Sholat dalam keadaan telanjang atau kondisi gelap, maka Sholatnya sah.

Sedangkan Hikmah diciptakannya waktu siang menurut Imam Ibnu Kasir dalam Tafsirnya, adalah untuk menerangi kehidupan, terutama untuk memudahkan manusia dalam bertransaksi, berinteraksi dengan orang lain, baik dalam perdagangan, atau kegiatan yang lain untuk mencukupi urusan dirinya, serta keluarganya. Imam Thabari menambahkan, supaya manusia mencukupi segala urusan duniawinya, mulai makan, minum, dan lain sebagainya, sehingga ia tak menggantungkan pemberian orang lain atau tamak. Jadi Allah menjadikan siang hari sebagai sebab perantaraan manusia agar tercukupi segala kebutuhan hidupnya.
Dalam Surat Al Isra’, Ayat 12  yang berbunyi:

وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ آيَتَيْنِ ۖ فَمَحَوْنَا آيَةَ اللَّيْلِ وَجَعَلْنَا آيَةَ النَّهَارِ مُبْصِرَةً لِّتَبْتَغُوا فَضْلًا مِّن رَّبِّكُمْ وَلِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ وَكُلَّ شَيْءٍ فَصَّلْنَاهُ تَفْصِيلًا (12(
Artinya: Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.

Imam Thobari menjelaskan ayat diatas bahwa diantara nikmat Allah yang diberikan kepada manusia adalah Allah membedakan tanda-tanda waktu siang dengan adanya pancaran sinar matahari sehingga menjadi terang dan malam hari ditandai dengan mulai gelap gulita, supaya manusia bisa menggunakan kedua waktu ini dengan baik agar tujuan hidupnya tercapai.

Adanya siang malam ini sebagai penentu hitungan hari, bulan, dan tahun atau mempermudah dalam perhitungan dalam kalender, sehingga manusia mampu mengingat, mencatat kejadian yang penting dalam sejarah hidupnya,misalnya tanggal pernikahan, kelahiran seseorang, atau momen yang lain.
Kesimpulan dari penjelasan diatas, manusia harus bersyukur atas Nikamt Allah yang telah menciptakan pergantian siang dan malam dengan beberap tujuan sebagai berikut:

Pertama, Allah menciptakan malam agar manusia bisa beristirahat dengan nyaman dan tenang.
Kedua, diciptakannya siang, agar manusia berusaha untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, karena waktu ini baik untuk berinteraksi  dengan yang lain.
Ketiga, memudahkan perhitungan dalam kalender.
Semoga hikmah diatas menjadi motivasi kepada manusia agar lebih mengenal nikmat Allah yang diberikan, sehingga ia tambah dekat dengannya, dan selalu mendap[atkan bimbinganNya.


 Oleh: Moh Afif Sholeh

Lorong Senyap, 3 April 2018