Islam Agama yang Mudah dan Ramah


ilustrasi:fatihsyuhud.net

Di dalam Surat Al Insyirah, Imam Ibnu Kasir menjelaskan bahwa Allah memudahkan segala  urusan Nabi Muhammad yang selalu membebani pundak beliau, baik urusan pribadi, keluarga, maupun urusan yang berkaitan dengan Umatnya, begitu juga ajaran Agamanya selalu mudah diterima semua kalangan, semua suku, ras, maupun yang berbeda bahasa maupun yang berbeda warna kulitnya, atau  sesuai dengan berbagai kondisi  (konteks) maupun di segala tempat (صالح لكل الزمان والمكان).


Hikmah dibalik segala ujian kehidupan ternyata membawa keberuntungan serta akan mengangkat derajat seseorang, hal ini sesuai dalam surat Al Insyirah, sebelum Allah mengangkat derajat Nabi, Allah menguji beliau terlebih dahulu dengan berbagai macam ujian. Berkat kesabaran serta ketabahan yang dibalut dengan doa yang ikhlas, Allah memudahkan segala urusannya, dan juga Umatnya, padahal mereka termasuk Umat yang pendek umurnya, kecil fisiknya dibanding Umat terdahulu yang jauh lebih hebat usia, fisik, pengalamannya, namun masih unggul Umat Nabi, dikarenakan jasa beliau dalam mengayomi, menyayangi Umatnya sehingga menjadi pemacu semangat untuk menjadi umat yang moderat(وسطا)tak terlalu ekstrim dalam memahami urusan Agama(Guluw), karena hal itu akan membawa kehancuran dan kesengsaraan, seperti potongan ayat yang melarang bertindak berlebihan dalam urusan Agama, yaitu:

يَاأَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ

Artinya: hai Ahli Kitab, janganlah kalian berbuat Guluw dalam urusan Agamamu

Menurut Ibnu Asyur dalam Tafsirnya, At Tahrir Wa Attanwir beliau menjelaskan bahwa Guluw adalah sesuatu yang melebihi batas atau menambahkan sesuatu yang terlalu berlebihan baik ditinjau dari logika akal manusia, atau dari segi adat istiadat, maupun dari tinjauan Agama. Ibnu Al Jizzi dalam kitab Tashil li Ulumi Attanzil, beliau menjelaskan tentang prilaku Guluw Ahli kitab, terutama orang Nasrani yang menganggap Nabi Isa itu anak Tuhan, atau orang Yahudi yang menganggap Nabi Uzair anak Tuhan.

Bukti ajaran Islam sangat mudah, tak memberatkan Umatnya adalah pesan Nabi kepada salah satu Sahabtnya yang dikirim ke suatu daerah, hal ini sesuai hadis yang berbunyi:

عَنْ أَبِى بُرْدَةَ عَنْ أَبِى مُوسَى قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا بَعَثَ أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِهِ فِى بَعْضِ أَمْرِهِ قَالَ « بَشِّرُوا وَلاَ تُنَفِّرُوا وَيَسِّرُوا وَلاَ تُعَسِّرُوا . (رواه مسلم)

Artinya: dari abi Burdah berkata, bahwasanya ketika Nabi mengutus salah satu Sahabatnya dalam suatu urusan, Nabi berpesan: berilah kabar gembira, dan jangan menakuti, serta mudahkanlah, jangan sampai menyusahkan. (H.R. Muslim).

Dari penjelasan diatas menjadi jelas, bahwa ajaran Nabi atau ajaran Islam sangat meringankan, tak membebani hambanya, apabila mereka tak mampu menjalaninya, serta sebagai Umatnya dilarang keras memperlihatkan prilaku yang menakutkan, baik perkatan maupun berbuatan. Begitu juga hadis diatas menyindir prilaku kita yang seringlkali menyusahkan orang lain, atau dengan cara mempersulit sesuatu yang mudah menjadi tambah parah, seharusnya meringankan yang berat menjadi ringan sehingga tercipta masyarakat yang serasi dan harmonis yang akan membawa perubahan hidup semakin manis. Dan yang paling penting adalah citra Islam di mata internasional sebagai Agama yang mencerminkan perdamaian, ramah dengan lingkungan, serta tak menjadi Agama yang menakutkan.


Oleh: Moh Afif Sholeh
Gang Mujair 6, 2 Mei 2018