Dunia selalu diramaikan oleh manusia sebagai
penghuninya, berbagai trik dilakukan untuk mendapatkan hasil yang diimpikan,
lebih-lebih urusan kekuasaan, keinginan untuk menjadi pemimpin, atau pemegang
kendali, baik diorganisasi, perusahaan, bahkan dalam pemerintahan selalu
menjadi tren tersendiri, daya tarik bagi orang yang mempunyai hasrat tinggi.
Pada kenyataannya, imbas dari urusan politik adalah adanya
gesekan untuk memperebutkan pengaruh, pemilih, juga selalu muncul adu argumen
yang kadang memicu konflik sampai adu fisik. Belajar dari realita yang ada,
sebaiknya kita tak tertipu atau tersulut api kemarahan karena kekalahan
pilihannya, sehingga mengorbankan hubungan persaudaraan maupun persahabatan, teman
berubah menjadi lawan, begitu juga lawan menjadi kawan, maka tak usah
berlebihan, fanatik kepada seseorang dengan memuji setinggi langit, maupun
menghinanya dengan cara yang sangat keterlaluan yang didasari
oleh api kemarahan dari nafsu kita, karena kita akan menyesal dikemudian hari.
Hal ini seperti dalam potongan hadis yang diriwayatkan
oleh Imam Thabrani:
واحبب من شئت فإنك مفارقه
Artinya:
dan cintailah orang yang kamu kehendaki, karena kamu akan berpisah dengannya.
Dari
penjelasan Hadis di atas orang akan berpisah dengan orang yang ia kagumi,
sayangi, maupun yang orang yang ia dukung dalam pemilu, maka tak perlu
berlebihan dalam menyayanginya, atau pun mendukungnya, begitu juga tak usah
berlebihan dalam memusuhi orang yang tak sependapat dengan cara berfikir, atau tingkah
lakumu, karena dikemudian hari bisa berubah menjadi suka kepadamu.
Seorang
Ulama besar yaitu Syeh Qadir Al Jailani pernah berpesan, Janganlah kalian
terlalu mencintai sesuatu, atau pun membencinya, setelah kau menggalinya, atau
menelitinya, sesuai dengan Ajaran Agama atau tidak, agar kecintaan atau
kebencianmu tak dilandasi oleh hawa nafsu. Apapun perbuatan manusia, jika
dilandasi oleh Nafsu, pasti ia selalu mengarahkan untuk berbuat sesuatu yang
terlarang(negatif).
Dalam
kitab Manakib Imam As Syafi’i karya Imam Baihaqi, beliau mengutip perkataan
Imam Syafi’i tentang 4 hal kecil, yang berubah menjadi besar, yaitu:
Pertama,
penyakit, kalau tak cepat diobati,
akan segera menyebar keseluruh badan, yang bisa menyebabkan kematian seseorang.
Kedua, kefakiran, ini menjadi faktor krusial
seseorang, karena kefakiran menjadi sumber kerusakan, segala cara akan
dilakukan demi mencukupi kebutuhannya, sampai menjual keyakinannya juga tak jadi
masalah.
Ketiga, permusuhan, ketika tidak cepat diatasi maka
akan ada konflik baru yang lebih besar, bahkan memakan banyak korban,
gambaranya adalah, bila ada dua orang yang sedang bertikai memperebutkan
sesuatu, salah satunya meminta bantuan kepada teman-teman satu kampungnya untuk menyerang orang yang
bertikai dengannya, begitu juga pihak yang mau diserang meminta bantuan yang
sama, bias dipastikan akan terjadi tawuran antar kampong. Maka setiap ada
konflik kecil segera diselesaikan agar tak menjadi besar.
Keempat, api. Api bila sudah membakar sesuatu, dan tak
segera dipadamkan, maka akan membesar, meludeskan semua yang ada di rumah,
kantor, maupun tempat lain.
Dari penjelasan diatas, dapat diambil beberapa poin
penting, diantaranya adalah:
a. Wajar bila seseorang tak suka, membenci sesuatu yang
tak sesuai dengannya, namun jangan sampai nafsu memperkeruh suasana.
b. Sekecil apapun permasalahan, secepatnya diselesaikan
agar tak menjadi besar yang menimbulkan banyak korban.
Oleh:Moh Afif Sholeh
Pinggir Empang, 06 Mei 2018