Sudah
menjadi Sunnatullah(ketentuan Allah) yang ada di muka bumi ini bahwa semua
Rasul atau utusan Allah, yang bertugas untuk menyampaikan wahyu kepada umatnya,
pasti akan selalu mendapatkan ujian, rintangan, dan tak semulus yang ia bayangkan.
Hal ini sebagai ujian keimanan dan kesabaran bagi para rasul, agar selalu
berdoa, dan mencari solusi yang bijaksana agar misinya tak gagal diperjalanan.
Salah
satu kisah yang dialami oleh Nabi Nuh yang berdakwah sampai 950 tahun lamanya,
ternyata banyak menemui hambatan, baik dari keluarga, istri yang ia cintai pun
tak mau mendukung perjuangannya malah mengingkarinya, begitu juga puteranya tak
mau mengikutinya. Siang dan malam beliau tak bosan untuk menyerukan kebenaran,
agar keluarga dan umatnya selalu dijalan yang lurus sesuai koridor yang
diridhoi oleh Allah. Ternyata ketidak taatan Umatnya terhadap nabi Nuh membawa
musibah yang bertubi-tubi. Hal ini dipaparkan oleh Imam Ar Rozi dalam Tafsirnya
yang mengutip pendapat Imam Muqatil yang menyatakan bahwa ketika Umatnya Nabi
Nuh tidak mau percaya kepadanya, maka Allah menguji Umatnya dengan tidak
menurunkan air hujan beberapa waktu lamanya, serta menjadikan mandul kepada
para istrinya selama 40 tahun lamanya, serta harta benda mereka hancur, hewan
ternak mereka juga mati. Kemudian Umatnya mengadukan keluhan-keluhannya kepada
Nabinya. Akhirnya Nabi Nuh memberi solusi atas problematika yang dihadapi oleh
Umatnya dengan cara bertaubat dari segala kemusyrikan serta memperbanyak
istigfar(meminta ampun) agar dosanya diampuni, karena hal itu sebagai kunci
permasalahan mereka, juga akan menjadi sebab turunnya rahmatNya.
Kejadian
ini diabadikan dalam Al Qur’an Surat Nuh, Ayat 10-14 yang berbunyi:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ
إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (10) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (11)
وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ
لَكُمْ أَنْهَارًا (12)
Artinya: Maka aku katakan: mintalah ampun
kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan
hujan kepadamu dengan lebat, serta akan memperbanyak harta dan anak-anak
untukmu, dan menjadikan untukmu kebun-kebun dan Dia akan menjadikan sungai-sungai
untukmu.” (QS. Nuh: 10-12
Dalam
Tafsir Khozin disebutkan bahwa ketika Umat Nabi Nuh mendapatkan ujian
kehidupan, akhirnya meminta solusi kepada Nabinya, kemudian Nabi Nuh
menganjurrkan kepada Umatnya untuk bertaubat dengan mengesakan Tuhan(Tauhid) dan memperbanyak istigfar. Sedangkan menurut
Imam Ar Rozi dalam Tafsirnya menjelaskan ayat diatas bahwa orang yang
memperbanyak istigfar akan mendapatkan 5 keistimewaan, yaitu:
Pertama,
akan turun hujan lebat setelah kemarau yang berkepanjangan. Hal ini sebagai solusi
bila terjadi kemarau yang berkepanjangan yang melanda sebuah desa atau negara,
maka kepala negara atau tokoh yang berpengaruh menganjurkan rakyatnya untuk
mengadakan shalat istisqa’ dan memperbanyak istigfar, berharap rahamat segera
turun ke daerah itu.
Kedua,
orang yang selalu beristigfar, dalam kehidupan yang ia jalani, baik dari segi materi
maupun ruhani akan selalu dimudahkan dan tercukupi.
Ketiga,
orang yang belum diberi keturunan akan segera mendapatkan momongan, karena
salah satu keluarga dianggap sempurna bila sudah diberi keturunan untuk melanjutkan
perjuangan orang tuanya.
Keempat,
Allah akan memberi keberkahan atas hasil pertanian yang mereka tanam, serta
dijauhkan dari segala hama tanaman.
Kelima,
Allah akan mencukupi sumber mata air sebagai sumber kehidupan, karena tanpanya
manusia akan binasa, dan segala tumbuhan akan mati ketika terjadi kelangkaan
air.
Semua
keistimewaan ini akan diperoleh manusia bila ia selalu menjalankan ketaatan
kepada Tuhannya sesuai tuntunan yang diajarkan oleh para utusanNya. Namun watak
manusia selalu tergoda oleh kenikmatan sesaat, bila mendapatakan harta yang
melimpah, ia sudah berani sumpah serapah, disaat memangku jabatan tinggi, ia
menjadi tinggi hati. Manusia akan selalu ingat Tuhannya dikala lagi susah,
gelisah, terutama menghadapi urusan yang sangat mencekam yang membahayakan
dirinya dan keluarganya.
Oleh:
Moh Afif Sholeh
Gang
Mujair 6, 28 April 2018