oleh: Moh Afif Sholeh
Al Qur’an kitab suci yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad bertujuan sebagai petunjuk hidup manusia, di dalamnya
diatur tentang hukum halal haram, juga berbagai kisah hidup manusia, tidak lain
sebagai pelajaran berharga untuk hidup hidup kita. Salah satu kisah yang sering
dibahas dalam Al Qur’an adalah kisah bangsa israil yang telah diberikan nikmat
yang luar biasa banyaknya, diantaranya mereka diselamatkan dari kejaran Fir’aun,
Tapi patut disayangkan
kelakuan buruk mereka, yaitu sering mengolok-olok, memfitnah atau bully nabi Musa dengan gosip, isu yang tidak ada dasar kebenarannya. Hal ini di kisahkan dalam Al Qur’an Surat Al Ahzab ayat 69 yang berbunyi:
kelakuan buruk mereka, yaitu sering mengolok-olok, memfitnah atau bully nabi Musa dengan gosip, isu yang tidak ada dasar kebenarannya. Hal ini di kisahkan dalam Al Qur’an Surat Al Ahzab ayat 69 yang berbunyi:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ آذَوْا مُوسَىٰ
فَبَرَّأَهُ اللَّهُ مِمَّا قَالُوا ۚ وَكَانَ عِندَ اللَّهِ وَجِيهًا (69)
Artinya: hai orang-orang yang
beriman, jangan kalian seperti orang yang telah menyakiti nabi Musa dengan isu gossip
murahan, maka Allah membersihkan isu yang mereka ucapkan, sungguh Nabi Musa
mulia di sisiNya.
Ayat ini turun berkenaan dengan
kebiasaan orang- orang israil yang mandi bersama-sama di sungai dengan
telanjang bulat, mereka mengajak nabi Musa untuk mandi bersama mereka, namun ia
tidak mau mengikuti kaumnya, ia lebih suka mandi sendiri karena beliau malu bila
terlihat kulit tubuhnya. Kaum israil membuat gossip murahan dengan mengatakan
nabi musa mempunyai penyakit kulit, berita ini terus menyebar, sampai Allah
membuka kedok yang mereka lakukan, bahwa nabi musa tidak seperti yang mereka
tuduhkan. Hal ini berawal ketika Nabi Musa hendak mandi, ia melepaskan pakaianya,
dan meletakkan diatas batu, tanpa ia sadari batu itu lari membawa pakaianya
melewati kerumunan orang israil yang sedang mandi, sontak nabi musa mengejarnya.
Dari peristiwa ini, Allah hendak membersihkan isu atau gossip yang mereka perbuat,
hal itu merupakan berita bohong alias hoax. Imam Bagowi dalam tafsirnya
mengutip pendapat Abul A’liyah yang menyatakan bahwa Qarun merekayasa untuk
menjatuhkan harga diri Nabi Musa di depan umum dengan menyewa pekerja seks
komersil(PSK) yaang mengaku telah diperkosa oleh Nabi Musa, kemudian Allah menjaganya
serta menghancurkan Qarun dan menenggelamkan semua hartanya.
Dari Kisah diatas, kita sebagai
umat islam dilarang menyebarkan kebohongan seperti yang dilakukan oleh orang-orang
israil. Kewajiban kita adalah menjaga lisan kita jangan sampai menyakiti orang
lain. Seperti dalam hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ
وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ »
Artinya: diriwayatkan dari abi
hurairah berkata, Nabi bersabda: barangsiapa beriman kepada Allah dan hari
akhir, maka berkatalah yang baik atau diam saja.(H.R. Bukhori Muslim).
Keistimewaan bagi orang yang
menjaga lisanya akan mendapatkan 2 hal, seperti dalam keterangan Surat Al Ahzab ayat 70-71
yang berbunyi:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا (70يُصْلِحْ لَكُمْ
أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ
وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا (71(
Artinya: Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya
Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan
barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat
kemenangan yang besar.
Pertama, Allah akan menerima amal ibadahnya, karena banyak
amalan rusak tidak ada gunanya, dikarenakan lisan yang tak terjaga, misalnya orang
yang sedekah untuk membantu saudaranya yang sedang kesusahan, dikemudian hari
ia mengungkit-ungkit bantuan itu dengan mengatakan:
“Kalau dulu saya tidak
membantumu, pasti kamu tak akan bisa berhasil”.
Ucapan seperti ini termasuk المن mengingat kembali pemberian yang telah diberikan, perbuatan
ini akan menyakitkan orang lain, dan malah melebur kebaikan yang telah
dilakukan, seperti keterangan dalam Al Qur’an Surat Al Baqarah Ayat 264:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالْأَذَىٰ….
Artinya:
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu
dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)
Kedua, Allah akan mengampuni dosa-dosanya, karena orang yang
menjaga lisannya akan selalu berhati-hati dalam bertutur kata, agar tak
menyakiti orang lain, karena lidah tak bertulang, seringkali menyusahkan banyak
orang.
lorong Senyap, 06/03/2018
lorong Senyap, 06/03/2018