Dengan Siapa Kita Bicara, Bijaksanalah!



foto:bacaterus.net


Oleh: Moh Afif Sholeh

Manusia yang baik adalah orang yang mampu menyesuaikan dengan lingkungannya, serta bisa menempatkan dirinya, tanpa terpengaruh oleh keadaan orang lain, hal ini seperti filosofi ikan di laut, asal masih hidup tak akan asin dengan keadaan. Maka untuk menghadapi manusia yang mempunyai karakter berbeda-beda dibutuhkan kejelian dan pengalaman, sehingga tak salah dalam menempatkan sesuatu kecuali pada tempatnya.

 
Mengutip keterangan dalam buku kasykul karya KH Bisri Mustofa (ayahnya Gus Mus) menjelaskan bahwa pada dasarnya manusia ada 3 macam kategori dan cara menghadapinya:
Pertama, manusia yang pandai dan baik akhlaknya. Cara menghadapinya harus bersikap lemah lembut dan berbuat baik pula.
Kedua, manusia yang pandai namun rusak akhlaknya. Menghadapi manusia jenis ini seseorang harus tegas menghadapinya.
Ketiga. Manusia awam(masyarakat umum). Menghadapi manusia seperti ini, seseorang harus berlaku lunak saja.
Hal yang paling mendasar dalam bergaul dengan masyarakat adalah keterbukaan dan saling menghargai satu dengan yang lain, karena tanpa keduanya manusia tak akan bisa saling mengenal serta akhlak baik yang diperlihatkan dalam sebuah penghargaan kepada orang lain.
Pada hakikatnya manusia selalu ingin dihormati, disayangi, dihargai, namun mereka tak mau mulai menghormati, menyayangi, menghargai terlebih dahulu, karena beberapa faktor, diantaranya ego yang berlebihan, serta malu untuk memulai sebuah kebaikan, bisa juga karena takut dicemooh oleh masyarakat.
Maka dari itu, cerdaslah dalam memilih, memilah pergaulan, serta pintar dalam menghadapi lawan bicara kita.

Lorong Gemuruh, 14/03/2018