DUIT: Obat Menghadapi Kelesuan Hidup



DUIT: Obat Menghadapi Kelesuan Hidup
Oleh: Moh Afif Sholeh



               Seorang Ulama' besar yang bernama Ibnu Athoillah Al Iskandari pernah mengeluarkan pernyataan:
اَلرَّجَاءُ مَا قَارَنَهُ عَمَلٌ وَإِلَّا فَهُوَ أُمْنِيَّةٌَ
               Artinya: Sebuah harapan itu harus didasari sebuah usaha, bila tidak hanya angan-angan belaka. 

Pernyataan ini sebagai salah satu motivasi untuk menyikapi situasi saat ini, bahwa kebanyakan orang ingin mendapatkan hasil yang maksimal, ingin kaya harta maupun status sosial yang tinggi,  namun tidak dibarengi dengan usaha atau proses yang harus dilalui,  sehingga hasil yang didapatkan tidak sesuai yang ia inginkan.
Kadangkala manusia melihat kesuksesan orang lain dengan kaca mata hasil akhirnya saja,  bukan mengamati proses yang telah dilewati,  seperti suka duka, jatuh bangun,  maupun terpaan angin yang menghantamnya, padahal proses ini sebagai ajang pendewasaan diri menghadapi kesuksesan yang akan ia peroleh,  sayangnya manusia tidak bijak melihat fenomena ini,  sehingga berdampak pada pola pikir yang serba konsumtif, cepat saji, serta bermuara pada turunya semangat kerja,  dan mendatangkan masalah baru, yaitu banyaknya pengangguran merajalela, yang menjadi sumber konflik harisontal, misalnya banyaknya pencurian, perampokan dan lain sebagainya. Ada beberapa solusi untuk mengahadapinya,  yang terangkum dalam kata DUIT.(baca juga: Pikir dan Dzikir: Kunci Kesuksesan

Pertama,  huruf D berarti Doa, Manusia sebagai makhluk atau ciptaan Sang Maha Kuasa, memiliki segala kekurangan dan kelebihan dalam dirinya, hal ini menjadi bahan renungan yang mendalam untuknya, dan fungsi  dari sebuah doa adalah sebagai penghubung atau komunikasi yang intens antara makhluk dan Sang Khalik, bahkan doa, sebagai bentuk pengakuan diri atas ketidakmampuan dalam memikul beban berat  masalah yang  ia hadapi.

Kedua, huruf U dan I yang berarti usaha atau Ikhtiyar. Ini menjadi kunci keberhasilan menghadapi apapun, tanpa adanya usaha, manusia hanya mendapatkan angan-angan saja, ibarat seseorang yang kelaparan, namun tidak berusaha untuk medapatkan makanan, maka ia akan tetap lapar. Dalam Al Qur’an, Allah mengajarkan sebuah proses dalam menghadapi kehidupan, misalnya untuk memberikan rizki kepada makhlukNya, Allah menurunkan air hujan untuk menghidupkan tanah yang gersang menjadi mudah untuk ditanami tumbuhan, setelah itu manusia mengolahnya sedemikian rupa, yang pada akhirnya menghasilkan bahan makanan untuk dikonsumsi oleh manusia maupun makhluk yang lain.

Ketiga, huruf T yang berarti Tawakkal, setelah berusaha semaksimal dan disetai doa yang dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, proses selanjutnya adalah menyerahkan diri, usaha kita kepadaNya, karena Ia yang Maha mengatur dan bijaksana.

Segala sesuatu yang telah ditentukan pasti ada hikmahnya, dan hal yang patut kita cermati adalah ketika harapan tidak sesuai keinginan, bukan berarti usaha gagal, namun ada hal besar yang sudah dipersiapkan dan sesuai dengan kemampuan dan kesiapan mental kita. Untuk itu manusia harus menjadi BBM(belajar, berusaha, mengoreksi) diri kita agar menjadi manusia yang berkualitas.


Lorong Senyap, 31/10/2017, 11.33 Wib