Kemuliaan Harga Diri Seseorang
Oleh: Moh Afif Sholeh
Manusia hidup di dunia ini penuh gejolak, baik urusan pribadi, keluarga, maupun dengan orang lain. Hal ini sebagai ketentuan Allah (Sunnatullah) yang telah digariskan di alam raya bahwa segala Makhluk berpasangan atau berjodoh jodoh, yaitu ada si kaya dan si miskin, ada yang pintar, juga ada yang terpelajar, Satu dengan yang lain saling membutuhkan, saling mengisi serta menghargai.
Secara hakiki manusia membutuhkan berbagai hal yang harus terpenuhi dalam hidupnya yaitu, kebutuhan sandang, pangan, papan dan lainya. Ini bisa didapatkan dengan cara bekerja keras untuk memenuhinya. Kadangkala usaha manusia ini tidak membuahkan hasil yang diinginkan, sehingga manusia rela mengorbankan harga dirinya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Imam Syafi’i seorang ulama besar pernah menjelaskan tentang resep untuk menjaga harga diri seseorang agar tidak diremehkan atau direndahkan oleh orang lain. Beliau berkata:
جوهر المرء في ثلاث كتمان الفقر حتى يظن الناس من عفتك أنك غني وكتمان الغضب حتى يظن الناس أنك راض وكتمان الشدة حتى يظن الناس أنك متنعم .
Artinya: kemulian seseorang dilihat dari tiga hal: Pertama, mampu menyembunyikan kefakiran atau kekurangan sehingga manusia mengira kamu termasuk orang yang tercukupi kebutuhannya. Kedua, menyembunyikan amarah sehingga manusia menyangka bahwa kamu termasuk orang yang ridho (menerima dengan lapang dada). Ketiga, menyembunyikan kesusahan sehingga orang lain mengira kamu orang yang nyaman dalam menjalani kehidupan ini.
Dari penjelasan diatas ada beberapa hal yang perlu dikupas secara tuntas sehingga maksud dari pernyataan Imam Syafi’i bisa dipraktekkan dikalangan masyarakat.
1. Kefakiran penyebab kekufuran
Masalah kemiskinan atau kekurangan harta sebagai momok besar umat
islam saat ini, terutama Umat Islam Indonesia yang notabenya terbesar di dunia
masih banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan, terbukti banyaknya
gelandangan, atau pengemis yang tinggal di kolong jembatan atau pinggir bantaran
sungai, kebanyakan beragama islam. Data Badan Pusat Statistik menyatakan Pada bulan Maret 2015, jumlah
penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah
Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 28,59 juta orang (11,22 persen),
bertambah sebesar 0,86 juta orang dibandingkan dengan kondisi September 2014
yang sebesar 27,73 juta orang (10,96 persen). Setelah
tergambar kondisi masyarakat kita saat ini, sebagai seorang muslim seharusnya
membantu saudaranya yang kekurangan secara ekonomi melalui bantuan pemerintah,
atau melalui pengelolaan Zakat, Infak, dan Shadaqah yang terarah dan tepat
sasaran sehingga tercipta masyarakat muslim yang kuat persaudaraannya serta
terhindar dari kekufuran yang disebabkan dari kefakiran.
2. Sifat ramah menjauhkan sifat pemarah
Manusia saling mencintai orang lain bila
keramahan selalu menghiasi kehidupanya, karena orang lain merasa nyaman dan
tenang ketika bersamanya. Seumpama kita keras serta bengis yang berasal dari
sifat pemarah akan menjauhkannya dari pergaulan masyarakat, serta ia akan
terkucilkan gara gara sikapnya sendiri. Sifat pemarah muncul dari keegoan diri karena
belum siap menghadapi perbedaan yang ada, ditambah kurangnya pengetahuan
menjadikannya bertambah keras kepala.
3. Setiap Kenikmatan pasti ada yang dengki
Semua orang pasti mempunyai catatan rizkinya
masing masing, orang lain tidak akan memakan jatah rizkimu. Kenyataanya manusia
tidak akan puas dalam menggapai apa yang ia inginkan. Sehingga sebagian manusia
tidak terima akan pemberian Yang Maha Kuasa, ia berusaha menghalalkan segala
cara, serta sifat dengki menyelimuti hidupnya dengan berharap bagian rizki orang
lain hilang, maka sebaiknya orang yang
mendapatkan kenikmatan untuk selalu menyembunyikan dari orang lain agar
terhindar dari hal yang tak diinginkan.
BSD, 5 Juni 2017, 13.30 WIB