Renungan Ramadhan: Puasa sang Perindu

Renungan Ramadhan: Puasa Sang Perindu
Oleh: Moh Afif Sholeh


Setelah Pemerintah mengumumkan tentang awal puasa, masyarakat kita menyambut dengan antusias, dengan melakukan kegiatan positif, mulai mengikuti Shalat berjamaah di Masjid, ada yang melanjutkan pekerja dengan serius tanpa menghiraukan ia sedang berpuasa. Hal ini berawal dari Sumber Hukum Umat islam yaitu Al Qur'an menyatakan tentang kewajiban orang yang beriman kepada Allah Swt dan Rasulnya untuk menjalankan salah satu rukun islam yaitu puasa di bulan Ramadhan. Puasa tidak hanya meninggalkan makan minum, berhubungan badan semata, tapi ada tujuan yang lebih tinggi yaitu mencari Ridho Allah SWT.


Segala perintah maupun larangan, jika digali secara serius akan kita temukan tujuan atau hikmah yang tersembunyi dibalik  di Syariatkannya sebuah hukum, seperti Tujuan puasa yang dijelaskan Al Qur'an secara tersurat dalam Surat Al Baqarah ayat 183 yaitu supaya manusia bertaqwa kepadanya. Sedangkan definisi dari taqwa ada 2 kategori yaitu dilihat secara umum berarti: menjaga(الصيانة) serta menjauhi(التباعد) segala bentuk kemadharatan/membahayakan di Akhirat, Tingkat paling rendahnya yaitu menjauhkan diri dari segala bentuk kemusyrikan kepada Allah baik berupa keyakinan, ucapan maupun perbuatan yang menjadikan kekal di Neraka. Adapun tingkatan paling tinggi yaitu menyucikan hati dari hal yang tidak berkaitan dengan Allah. 
Sedangkan definisi secara khusus yaitu: melaksanakan perintah Allah dan juga menjauhi segala larangannya.
Menurut Imam Al Gozali dalam kitab Al Minhaj menjelaskan bahwa: Kata تقوى dalam al Qur'an memiliki 3 Arti:
Pertama, Taqwa berarti takut(الخشية) seperti dalam surat Al Baqarah ayat 41 {ﻭﺇﻳﺎﻱ ﻓﺎﺗﻘﻮﻥ} artinya: Dan Takutlah hanya kepadaku.
Kedua, berarti ketaatan(الطاعة) seperti dalam Surat Ali Imran ayat 104 {ﻳﺎ ﺃﻳﻬﺎ اﻟﺬﻳﻦ ﺁﻣﻨﻮا اﺗﻘﻮا اﻟﻠﻪ ﺣﻖ ﺗﻘﺎﺗﻪ} artinya: Hai orang yang beriman bertakwalah kalian kepada Allah dengan sebenar benarnya takwa, maksudnya taatlah kalian kepada Allah dengan ketaatan yang murni untuknya.
Ketiga, berarti terbebasnya hati dari dosa
( ﺗﺒﺮﺋﺔ اﻟﻘﻠﺐ ﻣﻦ اﻟﺬﻧﻮﺏ)
seperti dalam surat An Nur ayat 52 yang berbunyi 
{ﻭﻣﻦ ﻳﻄﻊ اﻟﻠﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ ﻭﻳﺨﺶ اﻟﻠﻪ ﻭﻳﺘﻘﻪ ﻓﺄﻭﻟﺌﻚ ﻫﻢ اﻟﻔﺎﺋﺰﻭﻥ}
artinya: dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasulnya, serta takut kepadanya, dan juga bertaqwa maka mereka termasuk orang yang beruntung.
Dalam Al Qur'an Allah menjelaskan tentang balasan untuk orang yang bertaqwa, diantaranya adalah:
a. akan masuk surga bergerombo/kelompok seperti dalam surat Az Zumar 73
(وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا ۖ حَتَّىٰ إِذَا جَاءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلَامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ)
artinya: Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya diantar ke dalam surga secara berombongan. Sehingga apabila mereka sampai kepadanya (surga) dan pintu-pintunya telah dibukakan, penjaga-penjaganya berkata kepada mereka, “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! Maka masuklah, kamu kekal di dalamnya.
b. Mendapatkan keberuntungan di Dunia seperti tertuang dalam surat An Naba' ayat 31
(إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا)
Artinya: Sesungguhnya orang orang yang bertaqwa akan mendapatkan keberuntungan.
Demikian orang yang rindu bertemu dengan Allah, ia melakukan segala perintah maupun menjauhi laranganya hanya untuk mencari keridhaanya.

Gang Mujair,27 Mei 2017