Menguak Hikmah Bencana Alam
Beberapa hari yang lalu, banyak
musibah yang melanda negeri kita, mulai dari tanah longsor di Ponorogo, banjir di Jakarta maupun luar daerah, serta banyaknya pohon tumbang di pinggir jalan, jika dilihat memakai pendekatan kacamata Agama Musibah berarti segala macam keburukan yang menimpa manusia, hal ini
seperti yang diungkapan oleh Imam Munawi dalam kitabnya Atta’arif, Sedangkan menurut Al Jurjani dalam Atta’rifat menjelaskan bahwa Musibah adalah segala
sesuatu yang tidak sesuai dengan tabiat/watak manusia seperti kematian dan
lainnya. Dari penjelasan di atas ada beberapa pesan yang tersirat dalam masalah ini:
Pertama, Musibah sebagai teguran buat Bangsa ini, dikarenakan
banyaknya kerusakan hutan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, eksploitasi besar-besaran di lautan, serta
pencemaran udara yang kian merajalela, hal ini sesuai dengan Surat Ar Rum ayat
41 yang artiya: Telah tampak kerusakan di darat
dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan
kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali
(ke jalan yang benar).
Kedua, Musibah dipahami sebagai Ujian kepada manusia untuk mengoreksi diri dengan berusaha untuk menjaga nikmat yang telah
diberikan kepada manusia, serta tidak merusak alam ini demi kepentingan pribadi
maupun kelompok. Dengan adanya ujian ini manusia akan selalu berusaha mengisi kehidupanya
dengan perbuatan yang mulia, agar menjadi manusia pilihan.
Ketiga, Musibah sebagai bahan pemersatu bangsa, dengan adanya bencana ini diharapkan
setiap hati terketuk untuk berupaya memikirkan nasib orang yang terkena musibah,
dengan memberikan bantuan materi dan non materi, disaat bangsa ini diguncang
masalah politik.
Dibalik segala apa yag Allah berikan kepada manusia baik berupa kebaikan
maupun keburukan tidaklah sia-sia, namun semua mengandung hikmah yang cukup
besar di dalamnya, dan ini dikhususkan bagi orang yang bersabar dalam
menyikapinya, dalam hal ini sabar dikategorikan menjadi 3 bagian seperti dalam
kitab Fathul Al Bari:
1.
Sabar dalam menjauhi kemaksiatan, segala
yang dilarang oleh Syari’at Islam baik berupa perkataan maupun perbuatan,
secara terang-terangan atau tersembunyi.
2.
Sabar dalam melaksanakan perintah Allah
baik berupa amalan yang Wajib atau Sunnah.
3.
Sabar
dalam menghadapi Musibah dalam segala bentuknya, baik kematian, kekurangan
harta, kelaparan, maupun berbagai macam bencana Alam, dengan mengedepankan Positif
Thinking atau Khusnudzon kepada Allah, bahwa setiap manusia yang akan diangkat
derajatNya pasti akan diberi ujian dalam kehidupannya.