Isra' Mi'raj: Perjalanan Spiritual hingga Sosial

Isra' Mi'raj: Perjalanan Spiritual hingga Sosial
Oleh: Moh Afif Sholeh


Isra' Mi'raj merupakan salah satu tanda kebesaran Allah SWT, serta menjadi mukjizat Nabi Muhammad SAW, Yang berkaitan tentang masalah spiritual, sosial, serta ujian keimanan, hal ini bisa dilihat dari beberapa proses sebelum kejadian maupun setelahnya.
a.       Proses sebelum Isra' Mi'raj
Hal yang melatar belakangi terjadinya Isra' Mi'raj ada beberapa versi diantaranya:
1.      Nabi di uji oleh Allah dengan meninggalnya istri tercinta Siti Khadijah, ditambah paman yang selalu melindungi beliau dari serangan orang Non Muslim dalam berdakwah juga wafat sehingga pada tahun ini dikenal عام الحزن(tahun kesedihan), menurut Syeh Mutawwali Asya'rowi dalam kitabnya yang berjudul Al Isra'  wa Al Mi'raj menyatakan bahwa dua orang ini sangat  dibutuhkan oleh nabi, Khadijah sebagai penenang hati di kala gundah menghadapi permasalahan yang menimpa nabi terutama ketika di rumah, sedangkan Abu Thalib sebagai tameng dari serangan Non Muslim. hal ini membawa dampak Psikis yang mendalam bagi beliau, terutama ujian kehidupan yang semakin hebat, ditinggalkan orang yang sangat ia cintai, dan sebagai Motivasi besar beliau dalam menghadapi apapun dengan mengandalkan Allah sebagai satu satunya penolong dari segala halangan maupun rintangan
2.      Nabi didatangi Malaikat yang bertugas untuk membersihkan kotoran di hati beliau kedua kalinya, dengan tujuan untuk menyempurnakan batin nabi seperti lahiriyahnya, terutama sebelum menghadap kepada Allah Sang Pencipta dibutuhkan kesucian lahir maupun batin, sehingga menjadi manusia yang benar benar suci.
b.      Proses ketika Isra' Mi'raj
Isra' merupakan perjalanan di malam hari, dari Masjid Al Haram Makkah menuju Masjid Al Aqsha Palestina seperti penjelasan dalam Al Qur'an juz 15, Surat Al Isra' ayat 1. Dalam ayat ini Allah menunjukkan kebesaranNya dengan memperjalankan hambanya dari 2 tempat yang sangat jauh bila ditempuh menggunakan tenaga kuda yang jaraknya kurang lebih 1461,9 Km hanya ditempuh beberapa saat saja, sebuah kehebatan serta ujian kepada masyarakat saat itu untuk mempercayai hal yang tidak masuk akal. Namun ketika kita memahami ajaran Al Qur'an secara mendalam, dapat dipahami bahwa kata Isra' yang berarti memperjalankan, subyeknya Allah, sedangkan obyeknya Nabi, bukan menggunakan kata سرى yang berarti berjalan diwaktu malam, logikanya ketika ada semut mau berjalan ke bali kira kira butuh berapa tahun perjalanannya, tapi apabila semut itu dibawa orang yang mau ke Bali menggunakan pesawat terbang, semut itu cuma butuh beberapa jam saja, Sungguh luar biasa kebesaran Allah SWT.
Dalam perjalanan ini Nabi diperlihatkan keajaiban yang banyak sekali, terutama Nabi bertemu dengan para Nabi Nabi terdahulu yang notabenya sudah meninggal ratusan tahun yang lalu, hal ini sebagai bukti bahwa orang yang baik ketika meninggal, jasadnya saja yang hancur, namun ruhnya masih bisa berkomunikasi dengan kita, Tidak heran atas saran dan jasa Nabi Musa lah kita hanya diwajibkan Shalat 5 waktu saja, yang sebelumnya 50 waktu. Alasanya adalah Umat Muhammad tidak mampu menjalankanya, seperti pernyataan Nabi Musa
سل ربك التخفيف فإن أمتك لا تطيق ذلك
Mintalah keringanan kepada Tuhanmu, karena Umatmu tidak mampu akan hal itu(Shalat 50 kali), hal ini sesuai dengan ajaran Islam yang memudahkan bukan memberatkan, pernyataan Nabi Musa ini didasari pengalaman beliau menghadapi Umatnya yang melihat segala sesuatu dengan materi. Saran ini merupakan perbuatan yang berasal dari orang telah meninggal, amalan ini dinamakan amal تشريف (amal kemuliaan), bukan amal تكليف(amal orang yang masih hidup karena sebagai beban kewajiban) seperti shalat, zakat, puasa dan sebagainya
c.       Setelah selesai Isra' Mi'raj
Puncak kenikmatan seorang hamba ketika sudah bertemu dengan Rabbnya, mengalahkan nikmat apapun yang ada, ketika selesai Mi'raj, beliau mendapatkan mandat untuk menjalankan perintah Shalat sebagai proses ritual antara Makhluk dengan Khaliknya, yang mampu merubah tatanan sosial yang kurang kodusif menjadi tentram, karena tujuan Shalat diantaranya mencegah dari hal yang keji dan munkar. Semoga bermanfaat

Depok, 23 April 2017