foto: masholeh.com |
Kisah
hidup seseorang, baik tokoh yang diidolakan bahkan orang yang di musnahkan
dalam sejarah sebagai pelajaran berharga. Al-Qur’an memberikan gambaran
kisah-kisah umat terdahulu agar Umat Islam mau mengkaji dan mempelajari hikmah
yang terkandung di dalamnya sehingga bisa diterpakan dalam kehidupan
sehari-hari.
Kisah-kisah
di dalam Al-Qur’an terbagi kedalam tiga kategori:
1. Kisah para Nabi. Di dalamnya memuat tentang seputar proses dakwah kepada umatnya, juga mengupas tentang mukjizat dan perihal keadaan kaumnya yang taat maupun yang menentangnya.
2. Kisah
yang berkaitan tentang kejadian yang aneh yang tak masuk logika manusia,
seperti kisah Ashabul Kahfi, kisah Uzair yang mati selama seratus tahun
kemudian dihidupkan kembali.
3.
Kejadian yang terjadi di zaman Nabi Muhammad, seperti kejadian perang Badar,
perang Uhud, Isra’ Mi’raj dan lainnya.
Seorang
penulis yang bernama Mannan Al Qattan dalam kitab Mabahis fi Ulum Al- Qur’an
menjelaskan tentang fungsi dan tujuan Kisah-kisah dalam Al-Qur’an, yaitu:
Pertama,
untuk menjelaskan dasar-dasar dakwah, maupun Syariat yang dibawa oleh setiap
Nabi.
Kedua,
untuk meneguhkan hati Nabi Muhammad dan Umatnya dalam menjalankan ajaran-Nya,
dan janji akan mendapatkan kemenangan dalam menegakkan kebenaran.
Ketiga,
membenarkan adanya peran penting para Nabi terdahulu dalam menyebarkan misinya,
serta mengabadikan kisah mereka agar ditiru oleh umatnya.
Keempat,
Membuktikan kebenaran dakwah Nabi Muhammad yang menjelaskan kaum-kaum terdahulu.
Kelima,
Memaparkan kebohongan umat terdahulu yang merubah ajaran para Nabinya.
Keenam,
Kisah sebagai penenang batin seseorang, terutama sebagai acuan hidup,
perjuangan, sehingga ia optimis dalam mengarungi kehidupan ini.
Sebagai
umat Islam, kita seharusnya menelaah Al-Qur’an, memahami isinya agar ajarannya
menghiasi kehidupan kita, sehingga prilaku manusia semakin tertata, mata hati
selalu terbuka dan siap menghadapi apapun berkat kisah, pengalaman orang
terdahulu yang termuat dalam kitab suci Al-Qur’an.
*MOH
AFIF SHOLEH